Rabu, 25 Juni 2014

BAGIAN -BAGIAN DALAM RUMAH ADAT MELAYU



MAKALAH RUMAH ADAT MELAYU
MATA KULIAH :TRADISI MELAYU
DOSEN PEMBIMBING  : TETTY KURMALASARI,M.Sc
DISUSUN OLEH :
NAMA:SUMANTRI ATIKA YANA
                                              NIM      :130388201009

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2013-2014




KATA PENGANTAR
                                                        
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula,makalah tentang ahlak dalam perekonomian ini bisa terselesaikan
 Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang bersangkutan
Saya  menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan.Untuk itu kritik,saran,dan masukan yang dari semua pihak agar kedepan nya akan lebih baik dari yang sebelum nya.Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.



Tanjung Pinang,22 Mei 2014.
                                                                                                                                                


       Penulis






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 4
1.1  Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.2  Rumusan Masalah......................................................................................... 5
1.3  Tujuan Penulisan........................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 6
A.Sumber Corak....................................................................................................... 6
B.Bagian-bagian Dari Rumah Adat.......................................................................... 7

BAB III PENUTUP................................................................................................ 18
A.Kesimpulan.......................................................................................................... 18
B.Kritik Dan Saran.................................................................................................. 18
     Daftar Pustaka.................................................................................................... 19




















BAB I
PENDAHULUAN



1.PENGERTIAN

      Pengertian Rumah Adat

 Rumah Adat merupakan Bangunan rumah yang mencirikan atau khas bangunan suatu daerah di Indonesia yang melambangkan kebudayaan dan ciri khas masyarakat setempat.Indonesia dikenal seagai negara yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya, beneraka ragam bahasa dan suku dari sabang sampai merauke sehingga Indonesia memiliki banyak koleksi rumah adat.

Bentuk dan arsitektur rumah-rumah adat di indonesia masing-masing daerah memiliki bentuk dan arsitektur berbeda sesuai dengan nuansa adat setempat.Rumah adat pada umumnya dihiasi ukiran-ukiran indah, pada jaman dulu, rumah adat yang tampak paling indah biasa dimiliki para keluarga kerajaan atau ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli dibidangnya, Banyak rumah-rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.








Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan rumah adat?
2.Bagian-bagian apa saja yang terdapat pada rumah adat?
3.Corak apa saja yang terdapat pada rumah adat?
4.Makna apa saja yang terkandung pada rumah adat?

Tujuan Penulisan
Agar dapat mengetahui apa itu rumah adat,bagian-bagian apa saja yang ada pada rumah adat ,corak-corak apa saja serta makna apa saja yang terkandung dalam rumah adat itu sendiri.













BAB II
PEMBAHASAN


Rumah-rumah adat di indonesia memiliki bentuk dan arsitektur masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal.Rumah adat pada umumnya dihiasi ukiran-ukiran indah, pada jaman dulu, rumah adat yang tampak paling indah biasa dimiliki para keluarga kerajaan atau ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli dibidangnya, Banyak rumah-rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.

A.Sumber Corak

Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora,fauna, dan benda-benda angkasa. Benda-benda itulah yang direka-reka dalam bentuk- bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya seperti bunga kundur, bunga hutan, maupundalam bentuk yang sudah diabstrakkan atau dimodifikasi sehingga tak lagi menampakkanwujud asalnya, tetapi hanya menggunakan namanya saja seperti itik pulang petang, semut beriring, dan lebah bergantung.Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber  pada tumbuh-tumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragamaIslam sehingga corak hewan (fauna) dikhawatirkan menjurus kepada halhal yang berbau“keberhalaan”. Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengandung sifat tertentu atau yang berkaitan dengan mitos atau kepercayaan tempatan.



B.Bagian-bagian yang terdapat rumah adat selaso jatuh kembar
1.  Atap
Bahan utama atap adalah daun nipah dan dau rumbia, tetapi pada perkembangannya sering dipergunakan atap seng. Dilihat dari bentuknya, bubugan rumah Melayu itu sendiri.

Lambang pada atap

v  Bentuk atap ini dikaitnya dengan fungsinya, yaitu tempat berteduh dari hujan dan panas. Yang memiliki makna, hendaknya sikap hidup orang Melayu dapat pula menjadi naungan bagi keluarga dan masyarakat.pada rumah adat selaso jatuh kembar menggunakan atap seperti limas.
   

v  Atap Limas
Hingga saat ini belum diketahui apa makna lambang pada bentuk atap limas. Kemungkinan dahulu orang melayu mengenal lambang pada bentuk ini, terutama yang berkaitan dengan kepercayaan dalam agama Hindu dan Budha, atau terpengaruh atap banggunan Eropa. Namun demikian, bentuk limas ini sudah menjadi salah satu bntuk banggunan tradisional Melayu Riau.

2.Selembayung  
                                                                     
Selembayung adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada bagian bawah adakalanya diberi pula hiasan tambahan seperti tombak terhunus, menyambung kedua ujung perabung (tombak-tombak) Selembayung memiliki beberapa makna, antara lain :
a.  Tajuk Rumah : selembayung membangkitkan seri dan cahaya rumah.
b. Pekasih Rumah : lambang keserasian dalam kehidupan rumah tangga.
c. Pasak Atap : lambang sikap hidup yang tahu diri.
d. Rumah Beradat : tanda bahwa bangunan itu adalah tempat kediaman orang berbangsa balai atau kediaman orang patut-patut.
e. Tuah Rumah : lambang bahwa bangunan itu mendatangkan tuah kepada pemiliknya.
f. Lambang Keperkasaan dan Wibawa : selembayung yang dilengkapi dengan tombak-tombak melambangkan keturunan dalam rumah tangga,sekaligus sebagai lambang keperkasaan dan wibawa pemiliknya.

Ukiran Pada Selembayung
a.  Itik Sekawan (Itik Pulang Petang)
 

c   corak Motif ini menggambarkan tingkah laku hewan Itik yang selalu berjalan beriringan ketika petang hari akan pulang ke kandang. Tingkah laku berjalan beriringan serasi, bersahabat, kompak, bersama-sama, menjadi contoh bagi manusia akan arti kehidupan.

                                                
b. Pucuk Rebung
Corak Pucuk Rebung adalah sejenis corak dan motif hias sebagai lambang kehidupan.
Pucuk Rebung muncul dalam gulungan wayang kulit dikenal sebagai pohon hayat yang melambangkan sema
ngat kehidupan alam dan manusia.


    Akar paku
Corak Motif ini merupakan gambaran pohon/tetumbuhan pakis/paku yang berkeluk-keluk, tak hanya diperuntukkan bagi kerajinan tekat maupun tenunan dan sejenisnya. Motif Kaluk Pakis/Paku lazim pula dipakai untuk ukiran bangunan dan ukiran benda-benda lainnya. Semua corak motif melayu disepadukan dengan cermat sehingga kelihatan serasi dan saling mengisi.



3. sayap atau layang-layangan
Hiasan ini terdapat pada keempat sudut cucuran atap. Bentuknya hampir sama dengan selembayung. Setiap bangunan yang berselmbayung haruslah memakai sayap layangan sebagai padanannya. Letak sayap layang-layang pada empat sudut cucuran atap merupakan lambang sari empat pintu hakiki, yaitu pintu rizki, pintu hati, pintu budi, dan pintu Illahi. Sayap layang-layang juga merupakan lambang kebebasan, yaitu kebebasan yang tahu batas dan tahu diri.
Hiasan ini terdapat pada keempat cucuran atap.Bentuknya hampir sama dengan selembayung, setiap bangunan yang berselembayung haruslah memakai sayap layangan sebagi padanannya.
Menurut para budayawan melayu selembayung ini mengandung beberapa makna antara lain:

·         Letak nya pada keempat sudut cucuran atap sebagai lambang “empat pintu hakiki”
·         Lambang kebebasan,yang tergambar dalam sayap layang-layang ini adalah kebebasan yang tahu batas dan tahu diri
4. Lebah  Bergantung
Corak Motif Lebah ini ditempatkan pada bagian atas bidang ukir/tekat/tenun/songket.
Lebah Bergayut mencerminkan tentang rumah lebah madu yang biasanya menggantung di dahan pohon. Hal ini mengingat bumi Melayu Riau dahulunya sangat kaya akan pepohonan besar yang sebagian dijadikan tempat menggantungkan rumah lebah.
Hiasan lebah bergantung  terletak dibawah cucuran atap (lesplang ) dan kadang-kadang di bawah anak tangga disebut “lebah bergantung” atau” ombak-ombak”.Lambang ini berpijar pada motif hiasan, yakini“sarang lebah yang tergantung didahan kayu”.

5.Perabung
.    Perabung
Hiasan yang terdapat pada perabung rumah /terletak sepanjang perabung disebut  Kuda Berlari. Hiasan ini amat jarang digunakan, lazimnya hanya dipergunakan untuk perabung istana atau balai tertentu. Hiasan ini mengandung beberapa lambang, yaitu:
1.      Lambang Kekuasaan : yakni pemilik bangunan itu adalah penguasa tertinggi di wilayahnya.
2.      Lambang lainnya terdapat pada bentuk dan nama ukirannya.


6. Bidai

Bidai berfungsi juga sebagai lobang angin bawah atap agar terjadi sirkulasi udara di dalamnya sehingga dapat mengurangi panas

7.Tiang
Umumnya setiap bangunan mempunyai tiang yang fungsinya sebagai penyangga. Pada bangunan jaman dahulu akan selalu dipasang tiang sebagai penyangganya. Dapat kita lihat, tiang berdiri untuk menyangga yang di sebagian daerah lain dapat berfungsi sebagai pondasi.
8.Pintu
Pintu berbentuk persegi empat panjang.Daun pintu dibuat berbentuk ram atau separuh ram.bahan nya biasa dari kayu seperti punak dan tembesu. Corak Pucuk Rebung adalah sejenis cora dan motif hias  sebagai lambang kehidupan .pada ganbar diatas menggunakan ukiran pucuk rebung.makna nya yaitu melambangkan semangat kehidupan alam dan manusia.

Motif  pada pintu
·         Buah
Corak yang bersumber dari buah juga banyak terdapat dalam ragam hias Melayu Riau. Di antaranya ialah tampuk manggis, buah hutan, buah delima, buah anggur, buah setangkai, pisang-pisang,buah pinang,buah mengkudu,buah delima,dan lain-lain.

     Akar-akaran
Corak yang berasal dari akar-akaran, antara lain, ialah kaluk pakis atau kaluk paku, akar bergelut, akar melilit, akar berpilin, akar berjuntai, akar-akaran, belah rotan,dan pucuk rebung,

8.Jendela
Jendela lazim disebut tingkap. Bentuknya sama seperti bentuk pintu, tetapi ukurannya lebih kecil atau lebih rendah. Daun jendela dapat terdiri atas dua atau satu lembar daun jendela. Ketinggian letak jendela di dalam sebuah rumah tidak selalu sama. Perbedaan ketinggian ini adakalanya disebabkan oleh perbedaan ketinggian lantai, ada pula yang berkaitan dengan adat istiadat. Umumnya jendela tengah di rumah induk lebih tinggi dari jendela lainnya.

9.  Lantai
Lantai rumah induk pada umumnya diketam rapi dengan ukuran lebar antara 20 s/d 30 cm.

  10.Pagar

Hiasan pada pagar tersebut menggunakan motif lebah bergantung kembang jatun

11.Dinding
Papan dinding dipasang vertikal. Kalau ada yang dipasang miring atau bersilang, pemasangan tersebut hanya untuk variasi. Untuk variasi sering pula dipasang miring searah atau miring berlawanan,

12.Tangga
Tangga naik ke rumah pada umumnya menghadap ke jalan umum. Tiang tangga berbentuk segi empat atau bulat. Bagian atas disandarkan miring ke ambang pintu dan terletak di atas bendul.anak tangga dapat berbentuk bulat atau pipih.anak tangga biasa nya berjumlah ganjil sebab menurut kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya.
 
















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seperti yang telah kita bahas bersama-sama tadi, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa gambaran tentang rumah adat Melayu, serbagian besar masih terdapat dalam masyarakat Melayu.Nilai luhur budaya Melayu ini tentulah akan member manfaat apabila disimak, di cerna, dan dihayati dengan baik dan benar. Mudah-mudahan dengan apa yang telah saya paparkan, kita semua dapat mengenal dan mengetahui bahwa masyarakat Melayu memiliki banyak jenis rumah adat yang beragam bentuk dan motif yang unik.

B. KRITIK DAN SARAN
Dalam makalah ini tentunya akan ada kekurangan-kekurangan argumentasi atau mugkin terdapat kekeliruan dalam penulisan atau susunan kata-kata, oleh karena itu kritik dan saran saya butuhkan guna perbaikan berikutnya. Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, saya sarankan juga untuk membaca referensi-referensi lain yang terkait dengan rumah adat melayu.





DAFTAR PUSTAKA

Al-Mudra Rumah memangku adat menjemput zaman,Yogyakarta kajian dan pengembangan tahun 2003
sumber lain dari penjaga rumah adat yang di penyengat